Rabu, 16 Juni 2010

Bisa Karena Anda Luar Biasa


Adakah orang yang tidak pernah dihampiri masalah dalam hidupnya? Saya rasa, semua manusia pasti pernah dirundung berbagai masalah (baik masalah pribadi atau masalah sosial yang melingkupinya). Namun, apakah kita harus stagnan ketika sedang “berperang” menghadapi masalah? Sebuah pembelajaran hidup yang sangat berharga menurut saya adalah justru ketika kita sedang diuji dengan berbagai masalah. Dengan adanya masalah, mental kita dilatih untuk kuat, dilatih belajar ilmu sabar dan ikhlas. Meskipun terkadang amarah meledak-ledak atau tetesan air mata yang deras karena sulitnya untuk dibendung lagi, selalu “menemani” hati kita. Namun, percayalah...semua itu pasti bisa terlewati dengan baik jika kita ambil positifnya. Berubah menjadi lebih baik, bukan sebaliknya. Saya juga pernah terjatuh, cukup terpuruk sampai-sampai nilai kuliah pun menjadi korban karena keegoisan pribadi. Tidak dapat dipungkiri, memang itu semua berpengaruh. Cukup sekejab saja, saya harus kembali bangkit melawan “realitas” kehidupan itu. Jika saya terus stagnan, orang lain akan semakin menganggap saya lemah. Demi cita-cita dan keluarga, saya pasti bisa. Itu prinsip dikala telah berhasil bangkit dari keperpurukan masa lalu. Alhamdulillah, intinya masih ada iman di hati dan pikiran. Itu modal utama buat saya. Lalu, adakah orang yang menghadapi masalah justru semakin negatif akhlaknya? Jawabnya pasti ada. Tidak hanya satu atau dua orang saja yang justru malah terjatuh ketika dirundung berbagai masalah dalam hidupnya. Kita bisa menyimak berita-berita di media massa atau elektronik. Ada yang “BUDIR”(bunuh diri), korupsi, dll. Itu fakta dan warna warni kehidupan ini. Bahkan, tidak satu atau dua kali, realitas tersebut pernah muncul di lingkungan saya. Jika diambil intisarinya, manusia mendapatkan masalah itu pasti. Namun, terkadang kita egois dan berusaha mengabaikannya. Padahal, masalah ada untuk dicarikan solusi bukan dihindari. Sebuah wacana dari seorang sahabat yang pernah datang dengan tangisan hebat mendatangi saya. Saya biarkan dia menangis sampai puas meluapkan air matanya. Sampai akhirnya dia bercerita detail dari A—Z. Memang dari awal dia datang, sudah bisa tertebak dalam hati kecil saya, “Pasti masalah asmara.” Ternyata memang benar adanya!! Terlihat raut wajahnya pucat, sedih sekali. Dari semua yang dia ceritakan, memang saya tidak bisa berbuat apa-apa. Saya hanya pendengar setia, seorang sahabat yang hanya bisa memberi solusi menurut argument saya sendiri. Walaupun saya sendiri sebenarnya ingin marah-marah, tapi saya urungkan lagi. Mengingat diri saya sendiri siapa? Saya juga bukan manusia sempurna yang terbebas dari khilaf/ salah. Walaupun faktanya salah, tapi ya sudahlah, saya tidak perlu menyalahkan. Cukup menjadi sahabat yang baik sesuai dengan porsinya. Sebagai seorang sahabat, tidak sepatutnya mematahkan mental sahabat kita yang sedang “sakit”. Justru harus tetap memberinya semangat agar dia bisa bangkit dari keterpurukan. Ketika ada seorang sahabat menangis karena masalahnya...kita tidak boleh menyalahkan/ menghakimi dia lagi. Dia sudah mengakui dia salah, kenapa kita harus membebani lagi dengan berkata " KAMU SALAH"!! Itu bukan solusi yang tepat. Itu bukan sahabat . Analisis saya setelah merenunginya ternyata benar. Ini pelajaran berharga juga buat saya. Bahwasanya tiap orang pasti pernah khilaf, begitu pun dengan saya. Hanya saja, perlu ditelaah lagi...seberapa kuat kita menghadapi masalah itu? Melakukan yang terbaik untuk diri sendiri dengan cukup berkata dalam hati“ SAYA BISA KARENA SAYA LUAR BIASA” begitu juga dengan Anda. Mengubah paradigma negatif untuk menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Mengawali segala sesuatu dengan niat, membaca Basmallah dan mengakhiri dengan Alhamdulillah...InsyaAllah akan istiqomah. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Jika ada masalah, pasti ada solusinya. Tinggal menanamkan dalam diri kita tentang teori "kemauan" dan berusaha menghindari lubang yang pernah membuat kita terjatuh di dalamnya. Tetap tersenyum menghadapi semuanya. :)

Ina-Fiant
Balen, 14 Juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar